Minggu, 08 Oktober 2017

PEWARNA

1. Bahan Pewarna


Jika dibandingkan dengan yang lain, zat aditif yang sering digunakan ialah bahan pewarna. Penggunaan bahan pewarna yang dilakukan di rumah, biasanya hanya digunakan untuk menambahkan dan memberi sedikit warna agar tampilan makanan dan juga minuman menjadi terlihat lebih menarik. Hal tersebut berfungsi untuk memunculkan dan merangsang nafsu makan. 
Pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada makanan dan minuman terbagi menjadi dua yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarna alami biasanya didapatkan dengan memanfaatkan tumbuhan dan juga hewan. Misalnya seperti karamel dari cokelat, warna hijau dari daun suji, warna kuning dari kunyit, dan lain sebagainya.
Pewarna alami cenderung mempunyai tingkat keamanan yang baik bagi tubuh manusia, namun jenis dan juga ragamnya bisa dihitung karena sangat terbatas. Sedangkan pewarna buatan atau pun sintesis, yang mempunyai jumlah ragam dan jenis yang sangat banyak, namun pewarna buatan tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia sehingga bisa memicu perkembangan dari sel kanker.
Contoh dari pewarna buatan meliputi tartrazine untuk warna kuning, indigo untuk warna biru. Pada industri makanan dan juga minuman, gizi yang terkandung dalam pewarna sintesis tidak ada sama sekali dan menyebabkan gangguan pada kesehatan. Seringkali digunakan untuk campuran dalam pembuatan sirup, permen ataupun kue.

sumber : https://dosenbiologi.com/biokimia/zat-aditif

Adapun pengertian lain dari Zat Pewarna yaitu :


  1.  Zat Pewarna
Adalah bahan kimia yang dapat mempertajam warna pudar akibat pengolahan. Terdapat dua macam zat pewarna, yaitu alami dan buatan.
a) Pewarna Alami
Pewarna alami diperoleh dari tumbuh – tumbuhan, hewan, dan sumber mineral. Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi itu, dapat terjadi perubahan pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami menghasilkan warna yang pudar dan kurang stabil.
Beberapa contoh zat pewarna alami adalah sebagai berikut:
  1. MerahUntuk mewarnai makanan menjadi merah, gunakan Angkak atau mahkota bunga rosela. Angkak adalah hasil fermentasi beras merah. Cara menggunakannya: seduh angkak dengan air panas, buang air rendaman pertama, lakukan hingga tiga kali. Setelah seduhan yang ketiga, lumatkan angkak dan siap digunakan sebagai pewarna makanan alami. Untuk bunga rosela, seduh mahkota bunga rosela, lalu lumatkan dan siap dicampur sebagai pewarna merah. Selain Angkak dan bunga rosela, pewarna merah dihasilkan juga dari wortel, tomat, daun jati, dan lombok.
  1. Kuning
Kunyit adalah pewarna alami yang banyak digunakan penduduk dunia untuk mewarnai makanan. Selain sebagai pewarna alami warna kuning, kunyit juga membantu proses pengawetan makanan agar tidak mudah basi. Untuk menggunakannya, parut kunyit, lalu peras airnya untuk digunakan sebagai pewarna makanan. Hati-hati, noda kunyit sulit hilang, lindungi tangan dengan sarung tangan saat mengolahnya. Selain kunyit, pewrna kuning juga dihasilkan oleh wortel dan jeruk.
  1. Hijau
Daun suji dan daun pandan adalah pilihan bijak bila ingin mewarnai makanan dengan warna hijau. Kedua jenis daun itu selain memberi warna alami, juga memiliki wangi yang khas untuk menambah selera pada makanan. Cara menggunakan keduanya sama, haluskan daun suji atau daun pandan dengan blender, peras airnya lalu saring. Hasil perasan ini dipakai sebagai pewarna alami.
  1. BiruWarna biru memang jarang digunakan sebagai pewarna makanan, tetapi bila ingin warna yang unik pada makanan, gunakan mahkota bunga telang. Cara menggunakannya: rebus beberapa mahkota bunga telang hingga air rebusan berubah menjadi biru. Tunggu hingga air rebusan menjadi dingin sebelum digunakan. Selain bunga Telang, anggur juga dapat digunakan sebagai pewarna biru.
Bunga Telang (c) shoponline2011
  1. HitamUntuk panganan berwarna hitam, biasanya digunakan kluwek untuk masakan dan abu merang untuk kue. Kluwek wajib digunakan bila memasak rawon agar warnanya hitam. Cara menggunakannya, pecahkan biji kluwek, ambil dagingnya dan haluskan sebelum dicampur dengan bumbu-bumbu lain. Sementara abu merang adalah abu hasil pembakaran batang padi. Campurkan abu merang dengan air hangat dan siap dipakai untuk mewarnai kue.
  1. Cokelat
Untuk pewarna cokelat, biasa digunakan daun teh,karamel, dan buah cokelat.
b)  Pewarna Sintetis
Zat pewarna sintetis adalah zat yang telah melalui suatu pengujian secara intensif untuk menjamin  keamanannya. Karakteristik zat pewarna sintetis adalah warnanya cerah , lebih homogen dan bervariasi. Di samping itu, penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan, bila dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Para konsumen pun hendaknya selalu mendapatkan informasi tentang komponen yang terkandung dalam zat pewarna sintetis tersebut.
Beberapa contoh bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu :
  • amarant (pewarna merah)
  • tartrazine (pewarna kuning)
  • erythrosine (pewarna merah)
  • fast green FCF (pewarna hijau)
  • sunset yellow (pewarna kuning)
  • brilliant blue (pewarna biru).

Pewarna sintetis yang berbahaya bagi kesehatan adalah sebagai berikut:
Rhodamine B
Pemerintah Indonesia menetapkan 30 zat pewarna berbahaya melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 239/Menkes/Per/V/85. Rhodamine B termasuk salah satu dari  zat pewarna tersebut dan dilarang digunakan pada produk pangan. Namun demikian, penyalahgunaan rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan sering terjadi di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Rhodamine  B ditemukan pada makanan dan minuman seperti kerupuk, sambal botol dan sirup pada saat BPOM Makassar melakukan pemeriksaan sejumlah sampel makanan dan minuman ringan.
Rhodamine B cukup mudah dikenali, karena bentuknya yang seperti kristal dan berwarna hijau atau ungu .Di samping itu, rhodamine tidak berbau serta mudah larut dalam larutan berwarna merah terang berfluorescen. Zat pewarna ini mempunyai banyak sinonim, antara lain D and C Red no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine dan Brilliant Pink B. Rhodamine biasa digunakan dalam industri tekstil. Awalnya , zat ini digunakan sebagai pewarna bahan kain atau pakaian. Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang menarik. Rhodamine B juga sangat diperlukan oleh pabrik kertas. Fungsinya sama, yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga dihasilkan warna-warna kertas yang menarik. Sayangnya, zat ini disalahgunakan menjadi pewarna makanan.
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984, karena rhodamine B termasuk karsinogen yang kuat. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan gangguan fungsi hati atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati  Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa zat pewarna tersebut berbahaya bila digunakan pada makanan.Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel yang melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma.
Dalam analisis yang menggunakan metode destruksi, kemudian diikuti dengan analisis metode spektrofometri, diketahui bahwa sifat racun rhodamine B tidak hanya disebabkan oleh senyawa organik, tetapi juga oleh kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal dan arsen. Keberadaan kedua unsur tersebut menyebabkan rhodamine B berbahaya jika digunakan sebagai pewarna pada makanan, obat maupun kosmetik. Hal ini didukung oleh Winarno yang menyatakan bahwa timbal banyak digunakan sebagai pigmen atau zat pewarna dalam industri kosmetik dan kontaminasi dalam makanan dapat terjadi oleh zat pewarna tekstil.
Tabel Perbedaan antara Zat Pewarna Sintetis dan Alami
PembedaZat pewarna SintetisZat pewarna alami
Warna yang dihasilkanLebih cerahLebih pudar
Variasi warnaLebih banyakSedikit
HargaLebih murahLebih mahal
KetersediaanTidak terbatasTerbatas
KestabilanStabilKurang stabil

Alasan Utama Memberi Zat Pewarna pada Makanan
Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan:
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini , penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk dan tidak dapat diterima, apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan.

sumber : https://nitatheexplorer.wordpress.com/2011/05/03/zat-aditif-pada-makanan/



sumber : https://www.youtube.com/watch?v=A8lH84l9G84

0 komentar:

Posting Komentar

 
sainsblog06 Blogger Template by Ipietoon Blogger Template