Senin, 09 Oktober 2017

ANEMIA

Pengertian Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah. Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Dalam laman ini, anemia akibat kekurangan zat besi akan dibahas lebih dalam.
Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh manusia kekurangan sel darah merah, penyebaran oksigen dan pembuangan karbondioksida akan terganggu.
Anemia Defisiensi Besi-Alodokter
Anemia jenis ini  umum terjadi pada orang di segala usia, termasuk anak-anak, dengan penderita wanita lebih banyak dibanding pria. Sebagian besar kasus anemia terjadi di negara yang masih berkembang termasuk Indonesia. Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum.

Anemia Di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi menjadi salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil dan wanita yang berada pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita anemia.
Berikut ini adalah beberapa penyebab anemia di Indonesia:
  • Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat besi orang Indonesia masih kurang karena kurangnya asupan yang bersumber dari nutrisi hewani. Nasi dan bahan nabati menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang Indonesia, padahal daging juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Keragaman menu makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi yang cukup.
  • Kebiasaan minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
  • Indonesia juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan penderitanya mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang sering menyebabkan terjadinya kondisi anemia.
  • Di Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat sakit maag atau masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan akan mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru berdampak pada turunnya penyerapan zat besi.
Wanita yang mengalami haid berlebihan cenderung menderita anemia. Hal ini terjadi karena banyaknya darah yang terbuang, inilah yang menjadi penyebab anemia pada wanita di masa subur.
Anemia juga umum terjadi pada wanita hamil. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin agar dapat tumbuh secara normal. 

Gejala Yang Muncul Akibat Anemia Defisiensi Besi

Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun. Ada penderita yang mengalami hampir semua gejala, sedangkan ada beberapa yang hanya merasa lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi:
  • Mudah atau lebih cepat lelah
  • Mudah tersinggung
  • Kurang berenergi
  • Muka pucat
  • Sesak napas
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir.
  • Pusing dan sakit kepala
  • Kaki dan tangan terasa dingin
  • Sensasi kesemutan pada kaki
  • Lidah membengkak atau terasa sakit
  • Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
  • Sakit pada dada
  • Jantung terasa berdetak dengan cepat
Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, rambut rontok, dan nafsu makan yang menurun.
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan langkah diagnosis anemia.

Pengobatan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi

Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh. Tindakan ini sebagai salah satu pengobatan anemia. Asupan zat besi melalui konsumsi makanan juga perlu ditingkatkan, hal ini demi menjaga cadangan dan tingkat zat besi yang normal. Ada beberapa makanan sumber zat besi yang sangat bagus, contohnya:
  • Hati ayam dan hati sapi
  • Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
  • Tahu dan tempe
  • Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang
  • Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
  • Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing
  • Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot
Agar dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan vitamin C juga diperlukan. Konsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besinya bersamaan dengan sumber vitamin C seperti jeruk, kiwi dan tomat.
Pada dasarnya, penyebab anemia bisa bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi kondisi kronis, penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika dibiarkan, anemia yang pada umumnya mudah ditangani, justru bisa berdampak jangka panjang pada tubuh penderitanya.

Komplikasi Anemia Defisiensi Besi

Jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk kepada sistem kekebalan tubuh manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah terserang penyakit lainnya.
Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat kinerja jantung menurun dan tidak bisa memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan baik.
Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi yang bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak normal, dan lahir prematur.

Gejala Anemia Defisiensi Besi

Gejala pada anemia defisiensi besi terkadang bisa tidak terdeteksi karena sangat ringan. Gejala yang muncul pada anemia tergantung pada tingkat keparahan anemia yang diderita. Berikut ini adalah beberapa gejala yang sering terjadi akibat anemia defisiensi besi:
  • Mudah lelah
  • Mudah tersinggung
  • Nafsu makan yang menurun. Terutama jika kondisi ini terjadi pada bayi atau anak-anak.
  • Kurang berenergi
  • Sesak napas
  • Muka pucat
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir.
  • Pusing dan sakit kepala
  • Selera makan hilang
  • Kaki dan tangan terus terasa dingin
  • Merasa kesemutan pada kaki
  • Lidah membengkak atau terasa sakit
  • Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
  • Sakit pada dada
  • Kuku menjadi rapuh atau gampang patah
  • Rambut yang mudah patah atau rontok
  • Palpitasi atau sensasi jantung berdebar
Tes darah bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis anemia. Tes darah juga bisa menunjukkan jika ada kekurangan zat besi atau zat lain yang diperlukan dalam memproduksi sel darah merah yang sehat. Segera temuilah dokter jika mengalami gejala-gejala seperti di atas.

Penyebab Anemia Defisiensi Besi

Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan beserta penjelasannya.

Sel Sabit

Anemia sel sabit ini disebabkan faktor genetik. Kondisi di mana terdapat banyak sel darah merah yang cacat, sehingga tidak  bisa membawa cukup banyak oksigen ke seluruh tubuh. Hemoglobin yang cacat  akan membuat sel darah merah berubah bentuk ketika oksigen dilepaskan ke jaringan tubuh. Normalnya bentuk sel darah merah adalah bentuk koin dengan lapisan tengah lebih tipis daripada pinggirnya. Pada anemia ini sel darah merah akan berubah menyerupai sabit, lebih mudah pecah, dan menggumpal.  Anemia jenis ini tidak memiliki obat, penanganan yang dilakukan untuk meredakan gejala dan juga mencegah gangguan lain yang menyertai kondisi ini.

Malanutrisi

Kurangnya asupan zat besi dalam makanan menjadi penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Jarangnya memvariasikan menu makanan menjadi faktor utama yang menyebabkan anemia. Penderita anemia perlu meningkatkan jumlah konsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan membuat menu makanan yang memenuhi konsep ‘pedoman gizi seimbang’. Makanan seperti bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah memiliki kandungan zat besi yang tinggi.

Talasemia

Talasemia adalah penyakit genetik yang menyebabkan penderitanya memproduksi hemoglobin yang cacat dan mudah rusak. Tingkat penderita talasemia di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Jika tidak ditangani atau dikendalikan dengan baik, penderita talasemia berisiko tinggi untuk mengalami anemia.

Masa Kehamilan dan Kebutuhan Zat Besi yang Meningkat

Masa kehamilan adalah waktu yang paling riskan bagi wanita untuk terkena anemia defisiensi besi. Ada beberapa wanita hamil membutuhkan suplemen penambah zat besi. Ada juga wanita yang hanya perlu meningkatkan jumlah zat besi dalam menu makanannya. Pada saat hamil, kebutuhan zat besi wanita meningkat karena pertumbuhan janin membutuhkan zat besi yang diserapnya dari darah sang ibu.
Perdarahan yang berlebihan pada saat melahirkan juga bisa memicu munculnya anemia defisiensi besi pada wanita.

Perdarahan secara Berlebihan saat Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah penyebab yang umum dari anemia defisiensi besi pada wanita yang berada dalam masa produktif atau subur. Anemia akan muncul ketika terjadi perdarahan secara berlebihan pada beberapa siklus menstruasi. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah menorrhagia.

Makanan dan Obat-obatan yang Menghambat Penyerapan Zat Besi

Kebiasaan orang Indonesia yang suka mengonsumsi teh dan kopi bisa menghambat penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Cokelat memiliki dampak yang sama dalam menghambat penyerapan zat besi. Jenis-jenis makanan ini mengandung zat tanin, oxalate dan phytate yang menghalangi proses penyerapan zat besi di sistem pencernaan tubuh.
Obat sakit maag yang dikenal sebagai antasida juga memiliki efek yang sama. Antasida dapat mengurangi produksi asam lambung, padahal agar dapat diserap oleh usus, kandungan zat besi di dalam makanan perlu dipaparkan asam lambung terlebih dahulu.

Efek Samping Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS)

Selain itu, pemakaian ibuprofen dan aspirin dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan pendarahan pada sistem pencernaan. Kedua obat ini digolongkan dalam obat anti inflamasi non steroid (OAINS). OAINS memiliki efek samping yang bisa menyebabkan tukak atau luka pada dinding lambung. Jika dibiarkan, luka pada lapisan dinding lambung bisa mengalami pendarahan terus-menerus dan secara perlahan-lahan, sehingga akhirnya menyebabkan anemia.

Malabsorpsi

Malabsorpsi adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa menyerap nutrisi termasuk zat besi dari makanan yang dicerna tubuh. Kondisi malabsorpsi juga bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Malabsorpsi contohnya bisa terjadi dalam kondisi berikut ini:
  • Penderita penyakit celiac atau intoleransi terhadap gluten
  • Intoleransi usus terhadap bahan makanan tertentu seperti laktosa dalam susu
  • Penderita penyakit Crohn
  • Penderita kolitis ulseratif
  • Pascaoperasi pengangkatan bagian lambung yang dikenal sebagai gastrektomi

Infeksi Cacing Tambang

Cacing tambang adalah parasit yang hidup di dalam usus halus manusia. Banyak orang yang terinfeksi cacing tambang dan tidak menyadarinya, karena kondisi ini tidak memiliki gejala yang signifikan. Cacing tambang menyerap dan mencerna sel darah merah dari dinding usus halus. Infeksi yang parah bisa menyebabkan kehilangan selera makan, penurunan berat badan, kelelahan, dan anemia defisiensi besi. Jika dibiarkan, infeksi cacing tambang pada akhirnya bisa mengganggu perkembangan mental, intelektual dan kognitif anak.

Hal Lain sebagai Pemicu Anemia

Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, terdapat beberapa faktor yang membuat orang terkena anemia defisiensi besi:
  • Kecelakaan motor atau mobil bisa membuat seseorang kehilangan banyak darah. Diperlukan beberapa waktu agar tingkat sel darah merah dan persediaan zat besi tubuh korban kecelakaan dapat pulih kembali.
  • Mendonorkan darah terlalu sering dan dalam jumlah yang besar bisa menyebabkan anemia.
  • Latihan ketahanan fisik.
  • Orang yang tidak mengonsumsi daging atau vegetarian juga lebih berisiko mengalami anemia defisiensi besi.
Anemia juga bisa terjadi pada orang yang mimisan secara berlebihan atau sering. Terutama pada orang lanjut usia, anemia bisa terjadi akibat gagal ginjal kronis, kanker perut, dan kanker usus besar.
SUMBER : http://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-besi/penyebab

SUMBER : https://www.youtube.com/watch?v=qiu5h_bWTaA

0 komentar:

Posting Komentar

 
sainsblog06 Blogger Template by Ipietoon Blogger Template